Study Kelayakan Bisnis (KEWIRAUSAHAAN)

Study Kelayakan Bisnis (KEWIRAUSAHAAN) - Hallo sahabat Sinau Bareng Yuk!, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Study Kelayakan Bisnis (KEWIRAUSAHAAN), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Kewirausahaan, Artikel Makalah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Study Kelayakan Bisnis (KEWIRAUSAHAAN)
link : Study Kelayakan Bisnis (KEWIRAUSAHAAN)

Baca juga


Study Kelayakan Bisnis (KEWIRAUSAHAAN)


KATA PENGANTAR




ghhdryj.jpg




Studi kelayakan merupakan salah satu mata kuliah (study) terapan yang bersifat aplikatif.
ghhdryj.jpg
Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi, baik pada suatu proyek maupun bisnis yang sedang berjalan.
Studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan suatu proyek yang akan dijalankan disebut Studi Kelayakan Proyek, sedangkan studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan suatu usaha disebut studi kelayakan bisnis.
DAFTAR ISI

Study Kelayakan Bisnis
Kata Pengantar....................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................. 2
BAB I      :  Pendahuluan......................................................................................... 3
1.1   Latar Belakang............................................................................. 3
1.2   Tujuan Analisis Kelayakan.......................................................... 3
1.3   Manfaat Suatu  Studi Kelayakan  Usaha Menyangkut Tiga Aspek           3

BAB II     :  ISI........................................................................................................ 4
II.1  Pentingnya Study Kelayakan Bisnis............................................. 4
II.2  Tahap-tahap Analisis Kelayakan Usaha...................................... 4
II.3  Aspek-aspek dalam Penilaian....................................................... 6
1.      Aspek hukum........................................................................... 6
2.      Aspek Pasar dan Pemasaran...................................................... 7
3.      Aspek Keuangan....................................................................... 7
4.      Aspek Teknik/ Operasi............................................................. 8
5.      Aspek Manajemen Organisasi................................................. 10
6.      Aspek Ekonomi Sosial............................................................ 10
II.4  Metode Penilaian Investasi......................................................... 11
1.      Payback Period (PP)................................................................ 11
2.      Net Present Value (NPV)........................................................ 12
3.      Internal Rat of Return (IRR)................................................... 12
4.      Profitability Index (PI)............................................................ 13
II.5  Perbandingan Antara NPV, IRR dan PI................................... 13
II.6  Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru.......................................... 14

BAB III   :  PENUTUP.......................................................................................... 17
III.1 Kesimpulan................................................................................. 17
III.2 Daftar Pustaka........................................................................... 18

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Bisnis yang  akan  dijalankan  diharapkan  dapat  memberikan  penghasilan  sesuai dengan  target  yang  telah  ditetapkan.  Pencapaian  tujuan  harus  memenuhi  beberapa  kriteria kelayakan usaha.Artinya, jika diihat dari segi bisnis, suatu usaha sebelum dijalankan harus dinilai pantas atau tidak untuk dijalankan. Pantas artinya layak atau akan memberikan keuntungan dan manfaat yang maksimal.
Agar tujuan perusahaan  dapat tercapai sesuai keinginan,  apapun tujuan perusahaan(baik profit, sosial, maupun gabungan dari keduanya), apabila ingin melakukan investasi, terlebih dahulu hendaknya dilakukan sebuah studi.

I.2 Tujuan Analisis Kelayakan
Tujuan analisis kelayakan usaha antara lain sebagai berikut :
·Mengetahui tingkat keuntungan terhadap alternatif investasi.
·Mengadakan penilaian terhadap alternatif investasi.
·Menentukan prioritas investasi, sehingga dapat dihindari investasi yang hanyamemboroskan sumber daya.

1.3 Manfaat Suatu  Studi Kelayakan  Usaha Menyangkut Tiga Aspek, yaitu:
1. Manfaat  ekonomis  usaha  tersebut  bagi  usaha  itu  sendiri  (sering  disebut  sebagai manfaat  finansial).  Yang  berarti  apakah  usaha  tersebut  dipandang  cukup  menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko usaha tersebut.
2.  Manfaat ekonomis usaha tersebut bagi Negara tempat usaha itu dilaksanakan (sering disebut sebagai manfaat ekonomi nasional). Yang menunjukkan manfaat usaha ter-sebut bagi ekonomi makro suatu negara.
3.  Manfaat sosial usaha tersebut bagi masyarakat di sekitar lokasi usaha.

BAB II. ISI


II.1    Pentingnya Study Kelayakan Bisnis
          Study kelayakan bisnis disebut juga analisis proyek bisnis, yaitu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus menerus. Study ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan roses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Terdapat dua analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak/tidaknya suatu bisnis dimulai atau dikembangkan, yaitu:
1.        Study kelayakan usaha (fealibility study of  businesses)
2.        Analisis SWOT
Hasil study kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa digunakan untuk:
1.        Merintis usaha baru
2.        Mengenmbangkan usaha yang sudah ada
3.        Memilih jenis usaha atau investasi yang paling menguntungkan

II.2    Tahap-tahap Analisis Kelayakan Usaha
          Analisis kelayakan usaha mencakup beberapa aspek antara lain:
1.    Tahap Penemuan Ide atau Perumusan Gagasan
              Dalam tahap ini wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi dalam bentuk pemikiran dan kemungkinan-kemungkinan bisnis apa  saja  yang paling memberikan pluang untuk dilakukan dan menguntungkan dalam jangka waktu yang panjang.
2.  Tahap Memformulasikan Tujuan
     Dalam tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi
3.  Tahap Analisis
     Tahap ini merupakan tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat  suatu  keputusan.
     Adapun aspek-aspek yang diamati dan dicermati adalah:
·   Aspek hukum
·   Aspek Pasar dan Pemasaran
·   Aspek Keuangan
·   Aspek Teknik/Operasi
·   Aspek Manajemen/Organisasi
·   Aspek Ekonomi Sosial
·   Aspek Lingkungan
4.  Tahap Keputusan
     Merupakan tahap akhir yang merupakan pembuatan keputusan untuk melaksanakan atau tidak suatu bisnis.








Ide usaha Business idea
 



Tujuan Visi dan Misi
 



Analisis/Evaluasi
1.    Pasar
2.    Produksi/Operasi
3.    Manajemen
4.    Keuangan
5.    ekonomi
 














Keputusan

 





Dilaksanakan
(Go)
 
Tidak dilaksanakan (No Go)
 



Gambar Proses Study Kelayakan Bisnis:

II.3    Aspek-aspek dalam Penilaian
          Tahap-tahap  dalam  pembuatan  dan  penilaian  studi  kelayakan  hendaknya  dilakukan secara  benar  dan  lengkap.  Setiap  tahapan  memiliki  berbagai  aspek  yang  harus  diteliti, diukur dan dinilai sesuai dengan ketentuan.
          Secara umum prioritas aspek-aspek yang perlu dilakukan dalam studi kelayakan adalah:
1.    Aspek hukum
              Dalam  aspek  ini  yang  akan  dibahas  adalah  masalah  kelengkapan  dan  keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai ijin-ijin yang dimiliki. Kelengkapan dokumen sangat penting karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus  dipegang,  apabila  di  kemudian  hari  timbul  masalah.  Keabsahan  dan kesempurnaan  dokumen  dapat  diperoleh  dari  pihak-pihak  yang  menerbitkan  atau mengeluarkan dokumen tersebut.
            Dokumen yang diperlukan meliputi:
·      Akte Pendirian Perusahaan dari Notaris
·   Bentuk  badan  usaha,  serta  keabsahannya  dan  bentuk  badan  usaha  tertentu, seperti PT dan Yayasan harus disahkan oleh Departemen Kehakiman
·   Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
·   Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
          Selain itu juga dibutuhkan beberapa dokumen penting lainnya, antara lain:
·   Bukti diri (KTP/SIM)
·   Sertifikat tanah
·   Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)



2.    Aspek Pasar dan Pemasaran
          Setiap  usaha  yang  akan  dijalankan  harus  memiliki  pasar  yang  jelas.  Dalam  aspek pasar dan pemasaran, hal-hal yang perlu dijabarkan adalah;
·   Ada-tidaknya pasar (konsumen)
·   Seberapa besar pasar yang ada
·   Peta kondisi pesaing, terutama untuk produk yang sejenis
·   Perilaku konsumen
·   Strategi  yang  dijalankan  untuk  memenangkan  persaingan  dan  merebut  pasar yang ada.
          Untuk  mengetahui  ada-tidaknya  pasar  dan  seberapa  besarnya  pasar,  serta  perilaku konsumen, maka perlu dilakukan riset pasar, dengan cara:
·   Melakukan survey dengan terjun langsung ke pasar untuk melihat kondisi pasar yang ada. Dalam hal ini untuk mengetahui jumlah pembeli dan pesaing.
·   Melakukan  wawancara  dengan  berbagai  pihak  yang  dianggap  memegang peranan. Dalam  hal  ini  melakukan  wawancara  kepada  pesaing  secara  diam-diam.
·   Menyebarkan  kuesioner  ke  berbagai  calon  konsumen  untuk  mengetahui keinginan  dan  kebutuhan  konsumen  saat  ini.  Dalam  hal  ini  untuk  mengetahui jumlah konsumen, daya beli dan selera.
·   Menawarkan  produk  dengan  pemasangan  iklan,  seolah-olah  produknya  sudah ada. Dalam hal ini untuk melihat respon konsumen, waluapun produknya harus pesan terlebih dahulu. Perlu  diketahui  bahwa,  di  dalam  pasar,  sebesanrnya  dapat  dibagi  menjadi  2 kelompok pasar, yaitu:

          3.  Aspek Keuangan
              Dalam  aspek  keuangan,  hal-hal  yang  perlu  digambarkan  adalah  jumlah  investasi, biaya-biaya dan pendapatan yang akan diperoleh. Besarnya investasi berarti jumlah dana yang dibutuhkan, baik untuk modal investasi pembelian  aktiva  tetap  maupun  modal  kerja,  selain  itu  juga  biaya-biaya  yang diperlukan selama umur investasi dan pendapatan.  Untuk  dapat  melakukan  penilaian  investasi,  maka  sebuah  perusahaan  harus memubuat  laporan  keuangan.  Adapun  fungsi  laporan  keuangan, adalah:
·   Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva
·   Memberikan  informasi  tentang  jumlah  kewajiban,  jenis-jenis  kewajiban  dan jumlah modal
·   Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapat yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan
·   Memberikan informasi tentang jumlah biaya yang dikeluarkan berikt jenis-jenis biaya dalam periode tertentu
·   Memberikan  informasi  tentang  perubahan-perubahan  yang  terjadi  di  dalam aktiva  kewajiban dan modal di dalam suatu perusahaan
·   Memberikan  informasi  tentang  kinerja  manajemen  dalam  suatu  periode  dari hasil-hasil laporan keuangan yang disajikan.

          4.  Aspek Teknik/Operasi
          Dalam aspek teknis atau operasi, hal-hal yang perlu digambarkan adalah:
              ·   Lokasi usaha
          Lokasi  merupakan  tempat  melayani  konsumen.  Dengan  demikian,  maka  perlu dicari  lokasi  yang  tepat  sebagai  tempat  usaha,  karena  akan  memberikan keuntungan sebagai berikut:
                   Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan
                   Kemudahan  dalam  memperoleh  tenaga  kerja  yang  diinginkan,  baik  jumlah dan kualitasnya. Kemudahan  dalam  memperoleh  bahan  baku  atau  bahan  penolong  dalam jumlah yang diinginkan secara terus-menerus. Kemudahan  untuk  memperluas  lokasi  usaha  karena  biasanya  sudah diperhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu-waktu Memiliki  nilai  atau  harga  ekonomi  yang  lebih  tinggi  di  masa  yang  akan datang Meminimalkan  terjadinya  konflik,  terutama  dengan  masyarakat  dan pemerintah setempat

          ·   Penentuan layout/tata letak
          Penentuan  layout  perlu  dilakukan  secara  cermat  dengan  mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan, keindahan, efisiensi, biaya, fleksibilitas.
Dengan pertimbangan di atas, maka akan diperoleh keuntungan sebagai berikut:
Ruang  gerak  untuk  beraktivitas  dan  pemeliharaan  memadai.  Artinya  suatu ruangan  didesain  sedemikian  rupa,  sehingga  tidak  terkesan  sumpek. Kemudian  layout  juga  harus  memudahkan  untuk  melakukan  pemeliharaan ruangan atau gedung. Pemakaian  ruangan  menjadi  efisien.  Artinya  pemakaian  ruangan  harus dilakukan secara optimal, jangan sampai ada ruangan yang menganggur atau tidak terpakai karena hal ini akan menimbulkan biaya bagi perusahaan. Aliran  material  menjadi  lancar.  Artinya  jika  layout  dibuat  secara  benar, maka produksi menjadi tepat waktu dan tepat sasaran. Layout  yang  tepat  memberikan  keindahan,  kenyamanan,  kesehatan  dan keselamatan  kerja  yang  lebih  baik,  sehingga  memberikan  motivasi  yang tinggi  kepada  karyawan.  Di  samping  itu,  pelanggan  pun  betah  untuk bertransaksi atau berurusan dengan perusahaan.
          ·   Teknologi yang digunakan
                   Teknologi yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini dan  yang  akan  datang,  serta  harus  disesuaikan  dengan  luas  produksi,  supaya tidak terjadi kelebihan kapasitas.
·   Volume produksi
Volume  produksi  harus  relevan  dengan  potensi  pasar  dan  prediksi  permintaan, sehingga  tidak  terjadi  kelebihan  atau  kekurangan  kapasitas.  Volume  operasi yang  berlebihan  akan  menimbulkan  masalah  dalam  penyimpanan,  sedangkan volume produksi yang kurang akan menyebabkan hilangnya pelanggan.
·   Bahan baku dan bahan penolong
Bahan  baku  dan  bahan  penolong  serta  sumber  daya  yang  diperlukan  harus cukup tersedia. Persediaan harus sesuai dengan volume produksi.
·   Tenaga kerja
Meliputi  jumlah  tenaga  kerja  yang  dibutuhkan  dan  kualifikasi  yang  sesuai dengan  pekerjaan  yang  ada  agar  penyelesaian  pekerjaan  bisa  lebih  cepat,  tepat dan hemat.
5.  Aspek Manajemen/Organisasi
Dalam aspek manajemen dan organisasi, yang perlu diteliti dan dinilai adalah:
·   Pemilik usaha (jumlah dan komposisi modal)
·   Pengelola usaha dengan jumlah serta kualifikasi (pendidikan dan pengalaman)
·   Sturuktur organisasi dan gambaran mengenai jabatan
·   Rencana kerja seperti pencapaian target, sasaran dan tujuan
6.  Aspek Ekonomi Sosial
Gambaran  dalam  aspek  ekonomi  adalah  untuk  melihat  seberapa  besar  pengaruh yang  ditimbulkan  jika  proyek  tersebut  dijalankan.  Pengaruh  tersebut  terutama terhadap  ekonomi  secara  luas  serta  dampak  sosialnya  terhadap  masyarakat  secara keseluruhan.
Dampak ekonomi meliputi:
·   Jumlah  tenaga  kerja  yang  tertampung,  baik  yang  bekerja  di  pabrik maupun masyarakat yang di luar pabrik
·   Peningkatan pendapatan masyarakat
Demikian  pula,  perusahaan  perlu  mencamtumkan  dampak  sosial  yang  ada  dalam hasil  penelitian.  Dampak  sosial  yang  muncul  akibat  adanya  usaha  berupa tersedianya sarana dan prasarana, antara lain:
·   Pembangunan jalan
·   Penerangan                                                          
·   Sarana telepon
·   Sarana air minum

II.4  Metode Penilaian Investasi
·      Konsep Nilai Waktu Uang
Konsep ini penting, karena merupakan dasar untuk:
1.    Menghitung harga saham
2.    Menghitung harga obligasi
3.    Memahami metode Net Present Value                
4.    Melakukan analisis komparatif antara beberapa alternative
5.    Perhitungan bunga dan tingkat keuntungan
6.    Perhitungan amortisasi hutang
Untuk  mengetahui  layak  tidaknya  suatu  investasi  yang  dilakukan  dan  menguntungkan
secara ekonomis, maka dapat digunakan 4 kriteria penilaian, yaitu:
1.    Payback Period (PP)
Periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi pada suatu proyek.
Karakteristik:
a.    Tidak  ada  batas  waktu  yang  jelas,  semuanya  tergantung  pada  pemilik  modal. Namun pada umumnya, payback period yang pendek lebih disukai.
b.    Keuntungan dari metode payback period adalah:
·   Mudah dihitung dan dimengerti
·   Dapat  memberikan  informasi  mengenai  risiko  dan  likuiditas  proyek.  (Proyek yang payback period-nya pendek mempunyai risiko  yang rendah dan likuiditas yang lebih baik)
c.    Kelemahan  dari  metode  payback  period  adalah  mengabaikan  arus  kas  setelah  terjadinya payback period dan nilai waktu uang.
2.    Net Present Value (NPV)
Merupakan  perbandingan  antara  PV  kas  bersih  dengan  PV  investasi  selama  umur investasi
Karakteristik:
a.  NPV  bernilai  nol  atau  positif,  berarti  PV  dari  arus  kas  masuk  sama  dengan  atau lebih  besar  dari  PV  dari  arus  kas  keluar.  Dengan  demikian,  apabila  NPV  suatu proyek  bernilai  negatif,  maka  proyek  tersebut  harus  ditolak.  Namun  bila  suatu proyek bersifat mutually exclusive, maka proyek yang dipilih adalah yang memiliki NPV yang bernilai positif paling besar
b.  NPV sebesar nol menunjukkan bahwa arus kas proyek tepat cukup untuk:
·   Membayar kembali modal yang diinvestasikan
·   Menyediakan tingkat keuntungan yang disyaratkan pada modal.
c.  NPV  bernilai  positif,  maka  arus  kas  proyek  akan  menghasilkan  suatu  sisa keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik usaha.
d.  Metode NPV dipandang sebagai pengukur profitabilitas suatu proyek  yang terbaik, karena memfokuskan pada kontribusi pada kemakmuran pemilik usaha.

3.    Internal Rate of Return (IRR)

Merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern. Atau  suatu tingkat diskonto  yang  menyamakan  present  value  cash  inflow  dengan  present  value  cash outflow. Atau suatu tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol. Juga dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan yang diperkirakan akan dihasilkan oleh suatu proyek.
Karakteristik:
a.  Jika  IRR  lebih  besar  atau  sama  dengan  project  cost  of  capital,  maka  proyek sebaiknya  diterima.  Hal  ini  disebabkan  IRR  merupakan  suatu  tingkat  keuntungan yang diharapkan dari suatu proyek. Sedangkan project cost of capital adalah tingkat keuntungan  yang  disyaratkan.  Sehingga,  bila  IRR  lebih  besar  dari  biaya  modal proyek, maka proyek dapat membayar biaya modal proyek dan tetap menghasilkan suatu surplus keuntungan yang dinikmati oleh pemilik usaha.
b.  Jika  IRR  sama  dengan  biaya  modal  proyek,  maka  proyek  diperkirakan akan menghasilkan keuntungan sebesar yang disyaratkan oleh pemilik usaha.
c.  Jika  terdapat  2  proyek  yang  bersifat  mutually  exclusive,  maka  proyek  yang memiliki  nilai  IRR  yang  lebih  tinggi  sebaiknya  yang  dipilih,  dengan  asumsi  IRR kedua proyek lebih besar atau sama dengan biaya modal proyek.

4.    Profitability Index (PI)
Merupakan  rasio  yang  mngukur  dengan  membandingkan  antara  penerimaan  bersih yang  akan  datang  dengan  nilai  sekarang,  dengan  pngeluaran  investasi  selama  umur investasi.
Karakteristik: Suatu  proyek  akan  diterima,  apabila  nilai  PI  adalah  sama  atau  lebih  besar  dari  1. Artinya jika PI sama atau lebih besar dari 1, maka PV penerimaan sama atau lebih besar dari nilai PV pengeluaran.

II.5 Perbandingan Antara NPV, IRR dan PI
·      Secara matematis, NPV, IRR dan PI selalu memberikan rekomendasi yang sama untuk menerima  atau  manolak  proyek-proyek  yang  independent  (bukan  mutually  exclusive). Dua  proyek  disebut  independent,  jika  keputusan  terima/tolak  proyek  yang  satu  tidak mempengaruhi keputusan terima/tolak proyek lainnya.
·      Untuk 2 proyek yang bersifat mutually exclusive:
a.       Jika  terjadi  konflik  antara  NPV  dan  IRR,  maka  yang  dipilih  adalah  NPV,  karena Opportunity cost (biaya kesempatan) dari arus kas suatu proyek adalah biaya modal proyek tersebut. Jika menanamkan uang pada suatu proyek, maka  akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari proyek yang lain. Opportunity cost adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada proyek (required rate  of  return)  atau  sebesar  biaya  modal  proyek.  Dengan  demikian  dapat disimpulkan bahwa asumsi tentang tingkat penggandaan atau investasi kembali arus kas  proyek  yang  benar  adalah  sebesar  biaya  modal  seperti  yang  digunakan  dalam perhitungan NPV.
b.       Jika  terjadi  konflik  antara  NPV  dan  PI,  mala  yang  dipilih  adalah  NPV,  karena perhitungan PI bersifat proposi, bukan angka absolut.

II.6 Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru
Seperti  yang  telah  dikemukakan,  bahwa  sebelum  suatu  usaha  baru  dimulai,  maka  terlebih dahulu harus disiapkan suatu rencana usaha  yang baik dan diadakan suatu evaluasi. Suatu rencana usaha yang baik, biasanya berisikan komponen-komponen sebagai berikut:

1.    Ringkasan pelaksanaan usaha
·   Kegiatan pokok perusahaan dan sistem pengelolaan
·   Ciri-ciri dari produk
·   Ukuran pasar dan potensi pasar
·   Ringkasan proyeksi keuangan
·   Jumlah dana yang diperlukan dan penggunaannya
2.    Deskripsi usaha
·   Visi dan misi perusahaan
·   Tujuan jangka pendek dan jangka panjang
·   Struktur usaha
·   Bentuk perusahaan

3.    Produk dan pelayanan-pelayanan yang akan disajikan
·   Produk yang akan disajikan
·   Keunggulan produk
·   Peluang pengembangan produk
·   Keunggulan dalam pengembangan produk
4.    Analisis industri
·   Kecenderungan industri yang disenangi
·   Lingkungan industri yang berpengaruh
·   Ijin dan peraturan untuk membangun industri
·   Ukuran industri yang akan didirikan
·   Keunggulan dan kelemahan industri baru
5.   Analisis pasar
·   Target pasar
·   Kebutuhan pelanggan  
·   Potensi dan perkiraan penjualan untuk setiap target penjualan
·   Perkiraan perolehan pangsa pasar dari suatu usaha yang akan dicapai
6.  Strategi pemasaran
·   Lokasi pemasaran
·   Saluran distribusi dan jaringan usaha yang dipilih
·   Personal yang akan melakukan penjualan
·   Kebijakan harga yang sesuai
·   Tujuan promosi, sasaran promosi, dan rencana untuk mencapai tujuan
7.  Pengelolaan
·   Penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing
·   Keahlian khusus masing-masingn yang diperlukan
·   Bentuk struktur organisasi pengelolaan
8.  Operasi usaha
·   Kebutuhan karyawan
·   Sistem dan prosedur operasi
·   Tata ruang dan denah rencana
·   Keperluan perlatan dan biaya
·   Keperluan inventory
·   Biaya operasi yang diperlukan
9.  Proyeksi keuangan
·   Jumlah modal yang dimiliki
·   Jumlah dan jenis sumber keuangan
·   Rencana penggunaan dana
·   Proyeksi aliran kas dan proyeksi pendapatan





















BAB III. PENUTUP

III.1    Kesimpulan
                        Melalui sistem study kelayakan bisnis tersebut tujuan perusahaan untuk meningkatkan kemampuan laba akan dapat dicapai. Agar kegiatan usaha dapat berjalan dengan baik dan bermanfaaaat, maka harus direncanakan sebaik-baiknya. Rencana usaha yang baik harus kongkrit dan ditetapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan usaha itu dilaksanakan secara operational.
                        Beberapa yang menyebabkan kegagalan tersebut sebenarnya dapat diantisipasi jauh sebelum keputusan dilakukan. Dengan mengantisipasi rencana study kelayakan bisnis secara mendalam pengusaha akan mendapatkan gambaran hambatan apa saja yang mungkin timbul.


















III.2    Daftar Pustaka















Demikianlah Artikel Study Kelayakan Bisnis (KEWIRAUSAHAAN)

Sekianlah artikel Study Kelayakan Bisnis (KEWIRAUSAHAAN) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Study Kelayakan Bisnis (KEWIRAUSAHAAN) dengan alamat link https://soeltonyahmad.blogspot.com/2015/11/study-kelayakan-bisnis-kewirausahaan.html

Subscribe to receive free email updates: